Kapitulasi di pasar kripto menggambarkan perilaku ekstrem di mana para investor secara serentak dan masif melepaskan posisi mereka serta melakukan penjualan aset sebagai respons atas penurunan harga terus-menerus atau krisis pasar. Fenomena ini biasanya terjadi pada fase pesimisme ekstrem, ketika tekanan psikologis akibat kerugian berkelanjutan membuat investor tak lagi sanggup bertahan, sehingga memilih keluar dari posisi apa pun risikonya. Di pasar kripto yang sangat fluktuatif, kapitulasi kerap berlangsung lebih cepat dan menyebar secara luas. Banyak trader berpengalaman memandang kapitulasi sebagai indikator bahwa pasar bearish mulai mendekati akhir, sebab mayoritas pemegang lemah telah tersingkir dan pasar bersiap menuju fase penyeimbangan harga.
Ciri utama kapitulasi meliputi lonjakan tajam volume perdagangan, penurunan harga yang drastis, meluasnya kepanikan di pasar, serta terjadinya gelombang likuidasi terpusat. Saat harga kripto anjlok secara beruntun, trader yang menggunakan leverage menghadapi tekanan margin call, dan mereka yang tidak mampu memenuhi persyaratan tersebut terpaksa melikuidasi aset, memicu efek domino. Contohnya, saat Bitcoin turun dari hampir US3.200 pada tahun 2018, terjadi beberapa fase kapitulasi yang jelas. Keruntuhan Terra/Luna pada Mei 2022 dan kebangkrutan bursa FTX pada November 2022 juga menunjukkan fase kapitulasi yang serupa.
Dampak kapitulasi pada pasar bersifat dua sisi. Dalam jangka pendek, kapitulasi memperparah penurunan harga, menimbulkan kekeringan likuiditas, dan menciptakan siklus negatif; terutama di pasar kripto, ketiadaan penahan perdagangan otomatis membuat harga aset bisa anjlok lebih dari 50% hanya dalam beberapa jam. Namun, dalam jangka panjang, kapitulasi berfungsi sebagai mekanisme pembersihan pasar, membuka peluang penetapan ulang harga aset, dan dapat menarik gelombang investor jangka panjang baru pada harga lebih rendah.
Terdapat sejumlah risiko dan tantangan signifikan dalam perilaku kapitulasi. Pertama, dalam kondisi panik, investor cenderung mengambil keputusan irasional, sering membeli pada harga tinggi dan menjual pada harga rendah. Kedua, likuiditas pasar menurun tajam selama kapitulasi, yang meningkatkan selisih harga dan biaya transaksi. Selain itu, penjualan besar-besaran dapat memicu efek berantai seperti pengurangan leverage, likuidasi paksa, dan paparan risiko di pasar derivatif lainnya. Risiko ini semakin menonjol di pasar kripto yang tingkat regulasinya masih rendah. Maka dari itu, investor perlu menerapkan strategi manajemen risiko guna menghadapi kepanikan pasar, misalnya dengan menetapkan stop-loss, melakukan diversifikasi portofolio, dan menghindari leverage berlebihan agar tetap rasional saat terjadinya kapitulasi pasar.
Meskipun sering dipandang sebagai peristiwa negatif, kapitulasi justru berperan penting dalam menjaga kesehatan jangka panjang ekosistem kripto. Proses ini membantu membersihkan gelembung pasar, menyaring proyek-proyek yang benar-benar memiliki nilai, dan menciptakan mekanisme penemuan harga yang lebih adil. Memahami kapitulasi sebagai bagian utama dari siklus pasar dapat membantu investor menciptakan perspektif investasi jangka panjang, sehingga tidak mudah terpengaruh fluktuasi jangka pendek. Selain itu, fase kapitulasi merupakan langkah penting dalam mematangkan pasar baru, memberikan pengalaman fundamental untuk membentuk struktur pasar yang lebih tangguh.
Bagikan